Profil
Nama Laboratoium: Laboratorium bernama Laboratorium Studi Agama-Agama yang kemudian disingkat menjadi eLSAA
Tagline: “Embracing Diversity, Cultivating Local Wisdom” / Merangkul Perbedaan, Memupuk Kearifan Lokal
Latar Pendirian eLSAA Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) merupakan kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh negeri ini. Dalam konteks agama dan kebudayaan, terdapat agama formal, agama resmi negara dan ada pula agama yang sampai saat ini tidak tercatat dalam nomenklatur agama resmi negara atau yang lebih dikenal dengan agama kepercayaan. Agama dengan kekayaan yang melekat, khususnya yang berkaitan dengan budaya khususnya kearifan local, tidak dapat dipungkiri adalah sesuatu yang seksi khususnya bagi pegiat studi agama. Namun, semua itu tidak akan seksi lagi ketika kekayaan tersebut tidak dilirik apalagi dicermati secara seksama. Tidak perlu jauh-jauh dan meluas di seluruh Indonesia, di kabupaten Kediri saja, sebenarnya merupakan miniature keberagaman nusantara semua agama mulai dari agama resmi maupun dengan agama kepercayaan ada di wilayah ini. Namun, selama ini belum mendapat perhatian yang maksimal. Maka dari itu, dalam konteks social-budaya nusantara secara umum dan konteks local, sekelumit penjabaran tersebut, Laboratorium Studi Agama-agama (eLSAA) yang merupakan unit penunjang Jurusan/Prodi Studi Agama-agama, hadir untuk melirik, memperhatikan, mencermati keberadaan agama-agama tersebut.
Selain itu, konteks internal institusi IAIN Kediri, Laboratorium ini diinisiasi dengan berbagai pertimbangan yang salah satunya dikarenakan Program Studi (Prodi) Studi Agama-agama secara historis merupakan prodi tertua di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUDA) bahkan di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, sehingga sudah seyogyanya memiliki unit yang memiliki kesadaran historis sehingga sudah menjadi “keharusan” bagi pihak-pihak terkait khususnya pengelola untuk perpikir dan melangkah lebih cepat, tepat dan cermat serta sekali-kali marathon karena pengadaan eLSA memang diharapkan mampu menjadi embrio dan pusat diskursus pengembangan keilmuan dalam mengembangan visi dan misi institusi yang berbasis kearifan lokal di tingkat nasional terlabih mampu dalam skala internasional.
Selanjutnya mengacu pada profil tambahan yang disematkan pada lulusan Prodi Studi Agama-agama antara lain
- Peneliti di Bidang Keagamaan; Menguasai konsep dasar, asas dan teori-teori agama dalam memformulasikan prosedur penyelesaian masalah di bidang sosial keagamaan khususnya studi perdamaian agama-agama berbasis kearifan lokal.
- Analis / Konselor Agama; Mampu melakukan bimbingan dan arahan dalam memetakan persoalan sosial keagamaan.
- Penggiat FKUB; Menjadi inisiator dan pegiat studi kerukunan antar agama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama di tingkat Kabupaten/Kota maupun provinsi.
- Penyuluh Agama; Mampu mendialogkan nilai-nilai Islam dengan agama lain dan menjalin hubungan professional dan interpersonal secara konstruktif dan bertanggungjawab untuk membantu menyelesaikan masalah sosial keagamaan.
Maka dari itu, eLSAA akan seefisien mungkin menjadi penunjang u untuk mencetak calon-calon sarjana sebelum menyang memiliki keahlian dalam bidang pengkajian perbandingan agama, cakap dalam bidang penelitian fenomena-fenomena keagamaan, mampu mengantisipasi dan memecahkan persoalan-persoalan yang menimbulkan konflik antar umat beragama, siap menjadi praktisi dan peneliti di bidang ilmu-ilmu agama, serta mendorong lahirnya kehidupan yang damai dalam komunitas yang plural.
Logo dan Maknanya:

- Lambang IAIN Kediri yang ada di tengah sebagai tanda bahwa laboratorium ini ada di lingkungan IAIN Kediri.
- Gambar 4 orang melambangkan empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ikan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan UUD 1945 (PBNU).
- Buku yang terdiri dari 3 lapisan melambangkan Ihsan, Islam dan Iman (I-3) sebagaimana kandungan filosofis atap masjid yang juga terdiri dari 3 lapis yang didirikan oleh walisongo, seperti masjid kudus, masjid sunan ampel dst. Hal ini melambangkan bahwa laboratorium Studi Agama-agama syarat dengan keberagamaan nusantara.
- Begitu juga dengan corak warna logo yang beragam warna, menunjukkan keberagaman watak agama dan budaya nusantara.